BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit
menular seksual (PMS, penyakit kelamin) adalah salah satu penyakit
menular yang paling umum ditemukan di berbagai negara. Penyakit menular seksual kadang-kadang disebut
sebagai infeksi menular seksual, karena kondisi ini melibatkan transmisi
organisme menular antara pasangan seks. Lebih dari 20 PMS yang berbeda telah
diidentifikasi, dan jutaan orang baik pria maupun wanita yang terinfeksi setiap
tahunnya.
Tergantung pada penyakit, infeksi
dapat menyebar melalui jenis aktivitas seksual yang melibatkan organ seks,
anus, atau mulut, infeksi juga dapat menyebar melalui kontak dengan darah
selama aktivitas seksual. Orang-orang yang berbagi jarum yang tidak steril secara
nyata meningkatkan kesempatan untuk melewati banyak penyakit, termasuk penyakit
kelaminkepada orang lain.
Penyakit menular
seksual mempengaruhi
laki-laki dan perempuan dari segala usia dan latar belakang, termasuk
anak-anak. Perkembangan penyakit seksual ini dipicu pleh mengkatnya aktifitas
seksual pada usia yang lebih muda, memiliki banyak pasangan, dan tidak
menggunakan metode pencegahan penularan penyakit menular seksual.
Penyakit menular seksual dapat hadir
tapi tidak menimbulkan gejala, terutama pada wanita (misalnya, klamidia, herpes
genital atau gonorrhea). Hal ini tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada
beberapa pria. Masalah kesehatan dan konsekuensi jangka panjang dari PMS
cenderung lebih parah bagi wanita daripada laki-laki. Beberapa PMS dapat
menyebabkan infeksi panggul seperti penyakit radang panggul (PID), yang dapat
menyebabkan abses Tuba ovarium. Abses pada gilirannya dapat menyebabkan parut
pada organ reproduksi, yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di
luar rahim), infertilitas atau bahkan kematian bagi seorang wanita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Penyakit menular Seksual ?
2. Apa saja penyebab dari Penyakit Menular Seksual?
3. Sebutkan ciri-ciri Penyakit Menular seksual ?
4. Bagaimana cara pencegahannya ?
5. Sebutkan 1 contoh Askep PMS ?
1.3 TUJUAN
Untuk memberikan
informasi tentang Pengertian dari Penyakit Menular seksual, Penyebab,
ciri-ciri, cara pencegahan dan contoh askep PMS.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penyakit
menular seksual
adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual,
seks oral
dan seks anal.
Kata penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki
cakupan pada arti' orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi
orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual
juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui.
Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun.
2.2 Macam-Macam PMS
- Infeksi HIV yang menimbulkan AIDS
- Gonore
- Sifilis
- Herpes genitali
- Kondiloma Akuminata
- Klamidia Trachomatis
1. Klamidia
Klamidia
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia
trachomatis (klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa
yang dinamakan uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak
spesifik, yang dikenal merupakan salah satu infeksi/penyakit, akibat dari
hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih
sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim, dan
penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
(Bruner & Suddert, 2001).
Tipe:
Bakterial
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala:
Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan
gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri
saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat
mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual,
pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis.
Pengobatan:
Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut tidak
dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi
yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada
perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang
Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik,
kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati,
klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis
(tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan
kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk
terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut.
Konsekuensi
yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir:
lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang
dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom
dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular
penyakit ini.
2. Gonore
adalah salah satu PMS yang
sering dialporkan. 40% penderita akan mengalami Penyakit Radang Panggul
(PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan.
Tipe:
Bakterial
Cara penularan: Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala:
Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering
hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala
meliputi discharge
dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil.
Pengobatan:
Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang
terinfeksi: Pada
perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit
Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan
dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru
lahir: Gonore
dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan
arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada proses persalinan. Untuk
mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan
mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.
Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko
penularan penyakit ini.
3. Hepatitis B (HBV)
adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan
hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi
sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai
"serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi
pada sebagian Asia
dan Afrika.
Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok
dan berbagai negara Asia.
Tipe:
Viral
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai
jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran
gigi; melalui transfusi darah.
Gejala:
Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang
muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan,
muntah dan diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati
meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata
pucat.
Pengobatan:
Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam
4-8 minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang
terinfeksi:
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang
menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru
lahir: Perempuan
hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang dikandungnya. 90%
bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik dan berisiko untuk
tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka juga dapat menularkan
virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi
immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk
menghilangkan risiko infeksi kronis.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi khususnya seks anal,
di mana cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin
dipertukarkan adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah
penularan virus hepatitis B melalui hubungan seks. Kondom dapat
menurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkan risiko untuk
tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari pemakaian narkoba
suntik dan memakai jarum suntik bergantian. Bicarakan dengan petugas
kesehatan kewaspadaan yang harus diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B,
khususnya ketika akan menerima tranfusi produk darah atau darah. Vaksin
sudah tersedia dan disarankan untuk orang-orang yang berisiko terkena infeksi
Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis B sudah dilakukan
secara rutin pada imunisasi anak-anak sebagaimana direkomendasikan oleh the
American Academy of Pediatrics.
4. Herpes Genital
merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa
vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren.
Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian
kecil dapat pula oleh tipe 1.
Tipe:
Viral
Cara
Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit
dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks
vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes
Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya
menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan
seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.
Gejala-gejala:
Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau
terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan.
Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi,
biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi
di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa
minggu tetapi dapat muncul kembali.
Pengobatan:
Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti virus biasanya efektif
dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi
HSV-2.
Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.
Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan
yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur.
Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya
persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir
akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah
penularan virus herpes genital melalui hubungan seks. Kondom dapat
mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat
melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini
yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.
5. HIV/AIDS
adalah suatu penyakit yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS disebabkan oleh masuknya virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency
Virus) ke dalam tubuh manusia. HIV dengan cepat akan melumpuhkan sistem
kekebalan manusia. Setelah sistem kekebalan tubuh lumpuh, seseorang penderita
AIDS biasanya akan meninggal karena suatu penyakit (disebut penyakit sekunder)
yang biasanya akan dapat dibasmi oleh tubuh seandainya sistem kekebalan itu
masih baik.
Tipe:
Viral
Cara
Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah
atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada
pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya,
saat persalinan, atau saat menyusui.
Gejala-gejala:
Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali.
Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam,
kehilangan nafsu makan, berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah
bening. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai
sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama
beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan
sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat
bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan:
Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi.
Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal
karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari
bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan
gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran.
20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat
menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina
paling mungkin dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk
mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan
risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali kemungkinan
penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum
suntik. Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang
harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima
transfusi darah maupun produk darah.
6. Human Papilloma Virus (HPV)
adalah
virus
yang menyerang kulit
dan membran mukosa manusia dan hewan.
Lebih dari 100 jenis virus papiloma manusia telah diidentifikasikan.Beberapa
jenisa virus papiloma dapat menyebabkan kutil,
sementara lainnya dapat menyebabkan infeksi
yang menyebabkan munculnya lesi.
Semua HPV ditransmisikan melalui hubungan kulit ke kulit.
Tipe:
Viral
Cara
Penularan: Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala:
Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam atau
pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan:
Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan
cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari
virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan
kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90%